SULAMASA : Strategi Komunikasi Budaya dalam Mengedukasi Generasi Muda tentang Seni Mengayam
Kata Kunci:
Budaya, Seni, Tradisional, AnyamanAbstrak
Kegiatan budaya Sulamasa (Sulaman Sepanjang Masa) adalah inisiatif untuk menjaga kesenian tradisional menganyam yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-38. Acara ini berlangsung di CFD Bundaran Air Mancur Semarang dan mengombinasikan pameran produk anyaman seperti tas rajut dan tampah rotan serta workshop menganyam kertas khusus untuk anak-anak. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghadirkan budaya lokal secara edukatif dan melibatkan masyarakat dalam ruang publik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang meliputi observasi serta dokumentasi di lapangan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kampanye ini berhasil menciptakan interaksi budaya yang melibatkan berbagai generasi dan menyampaikan nilai-nilai tradisi dengan baik melalui pendekatan visual serta aktivitas langsung. Meski demikian, terdapat beberapa kendala dalam hal teknis dan dokumentasi yang perlu diperhatikan untuk perbaikan di masa mendatang. Kampanye SULAMASA menunjukkan bahwa pelestarian budaya bisa dikemas secara kreatif dan komunikatif untuk menjangkau masyarakat secara luas.
Unduhan
Referensi
Haryanto, I. (2017). Komunikasi budaya: Pengantar konsep dan aplikasi. Prenadamedia Group. Koentjaraningrat. (2009). Pengantar ilmu antropologi. Rineka Cipta.
Nasution, A. M. (2020). Pelestarian budaya lokal dalam era globalisasi melalui pendidikan nonformal.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 25(3), 301–310. https://doi.org/10.24832/jpnk.v25i3.321 Nugroho, A. (2018). Revitalisasi budaya lokal sebagai identitas bangsa di era modern. Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, 5(2), 112–120.
Sulastri, N., & Dewi, K. R. (2021). Experiential learning sebagai pendekatan dalam edukasi budaya anak usia dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 12(1), 55–67. https://doi.org/10.21009/jpaud.v12i1.2345
Sutarto, Y. (2016). Pelestarian budaya lokal melalui komunikasi kreatif. Komunika: Jurnal Komunikasi, 10(1), 45–58.