Laporan Kasus: HIV dengan Koeinfeksi Pneumonia pada Seorang Laki-Laki Usia 21 Tahun
Kata Kunci:
HIV, PneumoniaAbstrak
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih menjadi masalah kesehatan global karena dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi oportunistik. Pneumonia merupakan salah satu infeksi yang sering muncul pada pasien dengan HIV dan dapat memperberat kondisi klinis pasien. Seorang pasien laki-laki berusia 21 tahun datang ke IGD RSUD dr. Sayidiman Magetan pada 5 September 2024 dengan keluhan demam sejak tujuh hari disertai batuk berdahak dan sesak dada. Pasien tidak mengetahui status HIV sebelumnya, namun memiliki riwayat sariawan lama, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, serta kontak dengan teman sebaya pengidap HIV. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah, sedangkan pemeriksaan penunjang memperlihatkan leukositosis, anemia, serta infiltrat pada lapang tengah paru kanan. Pasien didiagnosis dengan HIV akibat hepatitis. Terapi yang diberikan meliputi ARV (tenofovir), antibiotik (azitromisin), NAC, serta terapi suportif berupa cairan, diuretik, hepatoprotektor, dan antinyeri. Pasien kemudian menjalani rawat inap dan mendapat penatalaksanaan multidisiplin untuk infeksi serta komplikasi hati. Kasus ini menekankan pentingnya deteksi dini HIV serta kewaspadaan terhadap infeksi oportunistik seperti pneumonia agar dapat ditangani secara cepat dan tepat guna mencegah komplikasi lebih lanjut.
Unduhan
Referensi
Cihlar T, Fordyce M. Current status and prospects of HIV treatment. Curr Opin Virol. 2018;31:50–56.
Deeks SG, Lewin SR, Bekker LG, et al. The end of HIV: still a very long way to go, but progress continues. Lancet. 2020;396(10267):146–148.
Ford N, Migone C, Calmy A, Kerschberger B, Kanters S, Nsanzimana S, et al. Benefits and risks of rapid initiation of antiretroviral therapy. AIDS. 2018;32(1):17–23.
Geng EH, Nash D, Kambugu A, Zhang Y, Braitstein P, Christopoulos KA, et al. Retention in care among HIV-infected patients in resource-limited settings: emerging insights and new directions. Curr HIV/AIDS Rep. 2018;15(3):259–269.
Hsu DC, Sereti I, Ananworanich J. Serious non-AIDS events: immunopathogenesis and interventional strategies. AIDS Res Ther. 2019;16(1):35.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/90/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV. Jakarta: Kemenkes RI; 2019.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Perkembangan HIV/AIDS & Penyakit Infeksi Menular Seksual Triwulan IV tahun 2018. Jakarta: Ditjen P2P Kemenkes RI; 2018.
Nursalam N, Sukartini T, Misutarno M, Priyantini D. Adherence to antiretroviral therapy, CD4 count, viral load and opportunistic infections in people with HIV/AIDS: a cross-sectional study. Jurnal Ners. 2024;19(1).
Panel on Antiretroviral Guidelines for Adults and Adolescents. Guidelines for the use of antiretroviral agents in adults and adolescents with HIV. Department of Health and Human Services; 2018.
Shaik MM, Peng H, Lu J, Rits-Volloch S, Xu C, Liao M, et al. Structural basis of coreceptor recognition by HIV-1 envelope spike. Nature. 2019;565(7739):318–323.
UNAIDS. Global AIDS Update 2018. Geneva: Joint United Nations Programme on HIV/AIDS; 2018.
UNAIDS. Global HIV & AIDS statistics — 2020 fact sheet. Geneva: Joint United Nations Programme on HIV/AIDS; 2020.
Widiyanto A, Wulandari RD, Setyawati A, et al. Adherence to antiretroviral therapy and associated factors among people living with HIV in Indonesia. J Public Health Res. 2019;8(3):151–158.
World Health Organization. Consolidated guidelines on HIV prevention, testing, treatment, service delivery and monitoring: recommendations for a public health approach. Geneva: WHO; 2021.
World Health Organization. HIV/AIDS fact sheet. Geneva: WHO; 2018.