Tindakan Sosial dalam Mengatasi Rasa Kesepian Pada Lansia di Kabupaten Bintan
DOI:
https://doi.org/10.70294/jimu.v4i01.1755Kata Kunci:
Lansia, Kesepian, Tindakan Sosial, Keluarga, Masyarakat, Max WeberAbstrak
Kesepian merupakan permasalahan psikologis yang banyak dialami lansia akibat berkurangnya interaksi sosial, perubahan struktur keluarga, dan keterbatasan dukungan emosional. Fenomena ini juga terjadi pada lansia di Kabupaten Bintan, yang sebagian besar tinggal sendiri karena anak merantau atau sibuk bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk tindakan sosial keluarga dan masyarakat dalam mengatasi kesepian pada lansia serta memahami makna subjektif yang diberikan lansia terhadap tindakan tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Informan dipilih menggunakan purposive sampling, yang terdiri dari lansia, keluarga, tetangga, dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia mengalami kesepian sosial dan emosional yang dipengaruhi oleh rendahnya intensitas komunikasi dan interaksi dengan keluarga. Tindakan sosial keluarga berupa kunjungan, komunikasi rutin, dan pendampingan aktivitas harian memiliki dampak paling besar dalam mengurangi kesepian. Sementara itu, masyarakat memberikan dukungan melalui kegiatan sosial seperti pengajian, posyandu lansia, dan interaksi sehari-hari yang membantu lansia merasa terhubung. Tokoh agama dan lembaga desa turut menyediakan dukungan spiritual yang meningkatkan ketenangan emosional lansia. Berdasarkan perspektif teori tindakan sosial Max Weber, setiap tindakan tersebut dipahami lansia sebagai bentuk perhatian dan penghargaan terhadap keberadaan mereka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tindakan sosial yang konsisten, bermakna, dan berorientasi pada kebutuhan emosional lansia merupakan faktor kunci dalam mengatasi kesepian. Kolaborasi antara keluarga, masyarakat, dan lembaga desa sangat diperlukan agar lansia dapat menjalani masa tua dengan lebih tenang, dihargai, dan terhubung secara sosial.
Unduhan
Referensi
Deva Nurpajriah, N. A. (2025). Kondisi Emosional Kehilangan Dan Kesepian Pada Lansia Dan Implikasinya Bagi Dukungan Sosial: Systematic Literature Review. Jurnal Psikologi, 12(1), 128-138. https://doi.org/10.35891/jip.v12i1
Eva Fitriana, R. P. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kesepian Pada Lansia. Nusantara Hasana Jornal, 1(5), 97-104. https://nusantarahasanajournal.com/index.php/nhj/article/view/144
Ilham Asyraf Suhendri, B. I. (2023). Kesepian Pada Lansia Yang Mengikuti Organisasi Di Nagari Limbanang Kecamatan Suliki. Jurnal Psikologi Islam, 14(2), 84-91. http://ejournal.uinib.ac.id./jurnal/index.php./alqalb/article/download/6058/3407
Irman. (2019). Perilaku Lanjut Usia Yang Mengalami Kesepian Dan Implikasinya Pada Konseling Islam. Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman, 5(2), 67-72. http://dx.doi.org/10.31602/jbkr.v512.2405
Karina, S. (2021). Peran Rasa Syukur Dan Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lanjut Usia Di Panti Wreda. Jurnal Psikologi Dan Konseling, 19(2), 1151-1158. https://doi.org/10.24114/konseling.v19i2.30475
Reinald Audiel, N. W. (2023). Pendekatan Arsitektur Perilaku dan Well-Being Pada Wadah Komunitas Bagi Lansia Kesepian Dan Tinggal Sendiri. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur, 5(2), 1535-1548. https://pdfs.semanticsholar.org/5419/6dcbe8806338ac71e1fbd7f86f91ae351b5.pdf
Tri Susilowati, E. D. (2023). Pemberdayaan Lansia Dalam Mengatasi Kesepian Pada Lansia Di Kelurahan Bedoro, Sambungmacan, Sragen. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 6(4), 298-305. https://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index/php/jpk/article/view/379
Yohan Brek, C. L. (2022). Konseling Pastoral Sebagai Kebutuhan Pendampingan Bagi Orang Tua Lanjut Usia. Jurnal Pastoral Konseling, 3(1), 16-36. https://ejournal-iakn-manado.ac.id/index.php/poimen/article/view/938
Zakaria, A. M. (2022). Pengalaman Kesepian Dan Strategi Koping Pada Santri Lanjut Usia Lonely Experiences And Coping Strategies For Elderly Students. Jurnal Psikologi, 14(1), 71-88. https://doi.org/10.20961/wacana.v14i1.56459






