Penggunaan Bahasa Kasar di Media Sosial TikTok dan Instagram oleh Generasi Z: Studi Kasus Akun @sumbermakmurasli
Kata Kunci:
Bahasa kasar, Generasi Z, Kesantunan berbahasa, Media sosialAbstrak
Penelitian ini menganalisis bentuk, fungsi, dan konteks penggunaan bahasa kasar oleh generasi Z pada kolom komentar dan konten video di akun TikTok dan Instagram @sumbermakmurasli. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini mengkaji data komentar serta potongan ujaran dalam beberapa video untuk memahami makna dan tujuan komunikatif dari setiap penggunaan bahasa kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa kasar tidak hanya digunakan untuk mengekspresikan emosi negatif, tetapi juga berfungsi sebagai penanda reaksi spontan, humor, sarkasme, serta bentuk kedekatan sosial antar pengguna. Dalam beberapa kasus, ungkapan tersebut muncul sebagai respons evaluatif terhadap perilaku dalam konten. Temuan ini mengindikasikan adanya pergeseran norma kesantunan berbahasa di ruang digital, di mana ungkapan informal yang tabu semakin dinormalisasi sebagai bagian dari gaya komunikasi generasi Z. Penelitian ini menegaskan pentingnya literasi komunikasi digital agar kebebasan berekspresi tetap selaras dengan etika berbahasa.
Unduhan
Referensi
Atika, N., & Saniro, R. K. K. (2024). Gaya bahasa dan ekspresi dalam konten TikTok: Studi kasus penggunaan bahasa Indonesia dan implikasinya dalam konteks sosial. Jurnal Sosial dan Sains, 4(2).
Maulana, R., Pratama, A., & Sari, D. (2024). Penurunan Etika Berbahasa Generasi Muda di Era Media Sosial. Jurnal Pendidikan Karakter, 8(1), 78-95.
Pernando, A., Wijaya, S., & Kusuma, L. (2024). Ujaran Kebencian dan Sarkasme dalam Kolom Komentar Instagram. Jurnal Studi Media dan Komunikasi, 15(2), 112-128.
Soetanto, F., Handayani, T., & Prasetyo, B. (2023). Pewajaran Bahasa Tabu dalam Interaksi Media Sosial TikTok di Kalangan Gen-Z Kota Surabaya. Jurnal Linguistik Terapan, 10(4), 201-218.
Ulinnuha, M., & Hikmah, S. (2025). Kreativitas Berbahasa versus Kesantunan: Dilema Komunikasi Gen-Z di Instagram. Jurnal Bahasa dan Sastra, 18(1), 34-51.
Ratnasari, M., & Yuanita, A. (2025). Perubahan makna pada kosakata bahasa gaul generasi Z dan Alpha: Studi kasus penggunaan media sosial. Jurnal Sapala, 12(2), 46–56.
Ulinnuha, I. A., & Hikmah, S. N. A. (2025). Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Media Sosial: Antara Kreativitas dan Norma Kebahasaan pada Unggahan di Media Sosial Instagram. Jotika Journal in Education, 4(2).
Allan, K. & Burridge, K. (2006). Forbidden Words: Taboo and the Censoring of Language. Cambridge University Press.
Culpeper, J. (2021). Impoliteness and the dynamics of online interaction: A pragmatics perspective.
Journal of Language and Social Psychology, 40(3), 245–262.
Brown, P., & Levinson, S. C. (1987). Politeness: Some universals in language usage. Cambridge University Press. Retrieved from
Jay, T. (2009). The psychology of swearing. APS Observer, 22(8).
Goffman, E. (1974). Frame analysis: An essay on the organization of experience. Harvard University Press.
Grice, H. P. (1975). Logic and conversation. In P. Cole & J. L. Morgan (Eds.), Syntax and semantics (Vol. 3, pp. 41–58). Academic Press.
Labov, W. (1972). Language in the inner city: Studies in the Black English vernacular. University of Pennsylvania Press.
Tajfel, H. (1979). Individuals and groups in social psychology. British Journal of Social and Clinical Psychology, 18(2), 183–190.
