Pengaruh Brainroot terhadap Penerimaan Dakwah di Masyarakat: Pendekatan Psikologi Kognitif dalam Komunikasi Keagamaan
Kata Kunci:
Brainrot, Anak-anak, Psikologi Dakwah, Media Digital, Penerimaan Pesan KeagamaanAbstrak
Dalam era digital yang serba cepat ini, anak-anak tidak hanya tumbuh dengan gawai di tangan, tetapi juga dibentuk oleh konten digital yang mereka konsumsi setiap hari. Salah satu fenomena yang kini muncul adalah brainrot, istilah populer yang menggambarkan kondisi di mana otak ‘terbiasa’ mengonsumsi konten hiburan yang cepat, dangkal, dan tidak memberi ruang refleksi. Fenomena ini berdampak langsung pada menurunnya daya fokus, kemampuan berpikir kritis, dan sensitivitas emosional anak—yang semuanya merupakan elemen penting dalam penerimaan pesan dakwah. penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh brainrot terhadap penerimaan dakwah di kalangan anak-anak, khususnya dalam konteks psikologi dakwah. Menggunakan pendekatan metode campuran (mixed methods), studi ini menggabungkan data kuantitatif dari survei terhadap 100 anak usia 10–13 tahun mengenai kebiasaan konsumsi media digital dan pemahaman mereka terhadap materi dakwah, serta data kualitatif dari wawancara mendalam dengan para ustaz dan guru agama. hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terbiasa dengan konten cepat cenderung kesulitan menyerap pesan dakwah yang bersifat reflektif atau menuntut perhatian jangka panjang. Mereka lebih tertarik pada hal-hal visual, singkat, dan interaktif. Namun, ketika dakwah dikemas secara kreatif—misalnya melalui video pendek yang menyentuh atau cerita animasi Islami—tingkat penerimaan pesan menjadi jauh lebih tinggi. Dengan demikian, dakwah kepada anak-anak saat ini tidak bisa dilepaskan dari pemahaman tentang psikologi media dan pola konsumsi digital mereka. Dibutuhkan pendekatan dakwah yang adaptif, komunikatif, dan berbasis empati terhadap dunia mereka yang sedang dibentuk oleh algoritma dan layar.
Unduhan
Referensi
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. SAGE Publications.
Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L. (2011). Designing and Conducting Mixed Methods Research. SAGE Publications.
Daradjat, Zakiah. (1992). Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Goleman, Daniel. (2000). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.
Jalaluddin. (2005). Psikologi Dakwah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Tajfel, H. & Turner, J. (1986). The Social Identity Theory of Intergroup Behavior. In S. Worchel & W.G. Austin (Eds.), Psychology of Intergroup Relations. Chicago: Nelson-Hall.
Anderson, J. R. (2005). Cognitive Psychology and Its Implications (6th ed.). Worth Publishers.
Green Network Asia. (2024). Brain Rot and Its Impacts on Mental Health and Cognitive Abilities.
Heath, C., & Heath, D. (2007). Made to Stick: Why Some Ideas Survive and Others Die. Random House.
Oxford University Press. (2023). Oxford Word of the Year 2023 is.
Oxford University Press. (2023). Oxford Word of the Year 2023 is.
Verywell Mind. (2024). What is Brainrot and How Does It Affect Mental Health?.
Green Network Asia. (2024). Brain Rot and Its Impacts on Mental Health and Cognitive Abilities.
PMC/National Institutes of Health. (2024). The Cognitive Decline in the Age of Social.
New York Post. (2025). Study: Digital Tech Use Can Lower Risk of Brain Decline by 42%.