Analisis Bermain Lego terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Tinjau dari Perspektif Neurosains
Keywords:
Bermain Lego, Perkembangan Motorik Halus, Anak Usia Dini, Neurosains, Stimulasi OtakAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bermain Lego terhadap perkembangan motorik halus anak usia dini (5-6 tahun) ditinjau dari perspektif neurosains. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian 14 anak di TK Witri 1 Kota Bengkulu. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bermain Lego secara efektif menstimulasi perkembangan motorik halus anak, termasuk koordinasi mata-tangan, kekuatan jari, ketelitian, dan kreativitas. Proses neurologis yang terlibat melibatkan aktivasi korteks motorik, korteks somatosensorik, cerebellum, dan korteks prefrontal. Bermain Lego bukan hanya aktivitas fisik, tetapi juga latihan neurologis yang menyeluruh, mendukung perkembangan kognitif dan emosional anak.
Downloads
References
Bergen, D., & Coscia, J. (2001). Riset Otak dan Pendidikan Masa Kanak-Kanak: Implikasi bagi Para Pendidik. Asosiasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini Internasional.
Creswell, J. W. (2016). Desain Penelitian: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran (Edisi ke-4). Penerbit SAGE.
Diamond, A. (2000). Hubungan Erat antara Perkembangan Motorik dan Perkembangan Kognitif serta Cerebellum dan Korteks Prefrontal. Perkembangan Anak, 71(1), 44–56.
Giedd, J. N. (2012). Revolusi Digital dan Evolusi Otak Remaja. Jurnal Kesehatan Remaja, 51(2), 101–105.
Hasan, M. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Diva Press.
Hidayati, S. (2023). Perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan konstruktif. Jurnal Pendidikan Anak, 8(2), 101–112.
Huttenlocher, P. R. (2002). Plastisitas Neural: Dampak Lingkungan pada Perkembangan Korteks Serebral. Penerbit Universitas Harvard.
Lestari, S., & Wahyuni, I. (2020). Peranan Permainan Konstruktif dalam Mengembangkan Kognitif dan Motorik Halus Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 9(1), 12–25.
Musfiroh, T. (2008). Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas Terbuka.
Newcombe, N. S., & Frick, A. (2010). Pendidikan Dini untuk Kecerdasan Spasial: Mengapa, Apa, dan Bagaimana. Pikiran, Otak, dan Pendidikan, 4(3), 102–111.
Nurvidia, T. (2018). Permainan Lego: Media Edukatif untuk Mengembangkan Kreativitas Anak. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(2), 214–221.
Putri, A. N., & Wahyudi, R. (2023). Neurosains dalam Pendidikan Anak Usia Dini: Dasar-Dasar Aktivasi Otak Anak. Jakarta: Prenadamedia Group.
Salsabila, R. (2023). Stimulasi holistik berbasis permainan bagi perkembangan otak anak usia dini. Jurnal Pendidikan PAUD Nusantara, 9(1), 77–89.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sujiono, B. (2008). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sujiono, B., Yuliani, N., & Riani, D. (2005). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudono, A. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT Grasindo.
Suyadi. (2019). Neurosains dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PT Pustaka Belajar.
Wulandari, M. (2024). Fungsi eksekutif dan peran korteks prefrontal dalam aktivitas bermain edukatif. Jurnal Kognisi Anak Usia Dini, 6(3), 55–69.







